Kabar Warga
![]() |
| Foto: screenshot video facebook |
Sebagian warga Mataloko yang tergabung dalam Dewan Pastoral Paroki dan Forum Peduli Keutuhan Lingkungan Hidup bersama sejumlah umat Paroki St.Yoseph Laja, dengan kompak datang dan memberikan surat pernyataan sikap penolakan terhadap upaya pihak perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2, memanfaatkan air sungai Tiwubala di desa Sadha, sebagai kepentingan proyek geotermal Mataloko.
Aksi bentuk protes itu berlangsung di Kantor Camat Golewa Selatan pada Rabu, 20 Agustus 2025, ketika pihak pemerintah, perusahaan, kejaksaan, dan instansi lain menggelar sosialisasi pemanfaatan air sungai Tiwubala untuk mendukung pekerjaan drilling (pengeboran) PLTP Mataloko.
“kami datang untuk mengindahkan undangan yang diberikan oleh bapak camat, namun kami tidak ikut mengambil bagian dalam proses sosialisasi ini, karena menurut kami momen sosialisasi ini sudah terlambat,” seru Mikel Keo selaku Wakil Ketua DPP St. Yoseph Laja.
Ia dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya hanya hadir untuk menyerahkan pernyataan sikap penolakan warga. “Kami datang untuk menyerahkan pernyatan sikap kami dalam bentuk surat,” tegasnya.
Ungkapan kekecewaan masyarakat golewa selatan terkhususnya umat Paroki St.yoseph laja terhadap sikap pemerintah yang acuh terhadap dua kali aksi damai yang dilakukan pada tanggal 12 maret dan 5 juni 2025.
Sementara itu, Nikolaus Ago selaku Ketua Forum Peduli Keutuhan Lingkungan Hidup dengan tegas menjelaskan bahwa, hal mendasar penolakan warga dikarenakan tidak adanya sosialisasi sejak awal yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan pemerintah terkait pengambilan air di Tiwubala.
”kenapa baru sekarang diadakan sosialisasi sedangkan pengerjaan pipa penyedotan sudah diakukan dan tinggal 10 % akan selesai,apakah seperti itu prosedurnya ?” ujar Nikolaus Ago.
Surat penolakan warga diserahkan kepada camat golewa selatan Heribertus Toli, ST dan juga Sekretaris Daerah (Sekda) ngada, Johanes C. Watu Ngebu.
“saya akan meneruskan surat yang diberikan dan akan mempertimbangkan isi surat ini bersama pemerintah daerah,” ucap Johanes C.Watu Ngebu.
Setelah menyerahkan surat pernyatan sikap tersebut, Dewan Pastoral dan juga anggota forum bersama umat Paroki St. yoseph Laja meninggalkan area kantor Camat Golewa Selatan dan tidak mengikuti kegiatan sosialisasi.
