Kabar Warga

(Foto: Dokumentasi warga)
Situasi tak biasa terjadi ketika agenda sosialisasi pemanfaatan air sungai Tiwu Bala, untuk mendukung pengerjaan drilling (pengeboran) PLTP Mataloko yang digelar oleh Pemerintah Ngada dan Perusahaan PT. PLN di kantor Camat Golewa Selatan, Rabu lalu, 20 Agustus 2025.
Sebagian warga Mataloko yang tergabung dalam Dewan Pastoral Paroki dan Forum Peduli Keutuhan Lingkungan Hidup, bersama sejumlah umat Paroki St. Yosep Laja hanya hadir untuk menyerahkan surat penolakan atas rencana perusahaan plat merah itu dan setelah itu kembali ke rumah masing-masing.
Bentuk protes sebagian warga Mataloko yang tertuang dalam surat dan ditujukan kepada Camat Golewa Selatan, Heribertus Toli, ST, akan kami kutip sebagai berikut:
Melalui surat ini, kami Pengurus Dewan Pastoral dan Pengurus Forum Peduli Keutuhan Lingkungan Hidup Paroki Santo Yoseph Laja, atas nama seluruh umat dan semua anggota Forum Peduli Keutuhan Lingkungan Hidup Paroki Santo Yoseph Laja menyatakan sikap kami menanggapi Surat dengan Nomor: 145/PEM/18/273/VII/2025: Lampiran: 1 (satu) Jepitan; Perihal: Undangan Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Air Sungai Tiwu Bala untuk mendukung Pekerjaan Drilling PLTP Mataloko,sebagai berikut:
1. Kami menyampaikan terima kasih banyak atas Surat Undangan Bapak Camat Golewa Selatan untuk menghadiri Kegiatan Sosialisasi ini.
2. Kami telah bersedia datang tetapi tidak untuk mengikuti Kegiatan Sosialisasi tersebut di atas, melainkan untuk menyatakan sikap kami yang telah diambil jauh sebelum kegiatan Sosialisasi ini diadakan. Kami cukup lama menantikan momen sosialisasi seperti ini, tetapi mengapa tidak pernah terlaksana?
3. Momen sosialisasi tiba terlambat. karena kami telah memutuskan dan melaksanakan Ritus Religius (Perayaan Ekaristi dan Aksi Seribu Lilin) dan Ritus Sosial Budaya (Leba Manu) di Lokasi Sungai Tiwu Bala, pada tanggal 27 Juli 2025.
4. Sebagai pernyataan sikap tegas: kami menolak_ pemanfaatan air Sungai Tiwu Bala untuk mendukung Pekerjaan Drilling (pengeboran) PLTP Mataloko, dengan alasan-alasan sangat mendasar yang kami lampirkan. Dan keputusan kami dalam ritus-ritus ini tidak dapat kami ingkari atau kami batalkan lagi.
5. Maka kami memohon maaf, karena kehadiran kami hanya mau menyatakan sikap dalam surat dan lampirannya yang kami hantar ini.
Demikian pernyataan sikap kami, yang kami sampaikan kepada Bapak Camat Golewa Selatan. Atas perhatian dan pengertian baik Bapak Camat, kami haturkan limpah terima kasih.